Seledri (Apium graveolens) adalah sayuran yang kehadirannya mampu memperlezat masakan nusantara, seperti bakso, soto, rawon, dan lain-lain. Hal ini dikarenakan batang dan daun seledri dapat dimanfaatkan sebagai bahan masakan di Indonesia. Perkebunan seledri di Indonesia terdapat di Brastagi, Sumatera Utara dan di Jawa Barat; yang tersebar di Pacet, Pangalengan dan Cipanas yang berhawa sejuk. Selain di Indonesia, sehingga wajar bila kita mudah menemui sayuran ini di pasaran. Seledri juga telah dikenal sebagai bumbu setia kuliner beberapa negara di dunia, seperti Jepang, Cina, Korea, dan Eropa. Di Jepang, Cina, Indonesia, dan Korea sebagian besar memanfaatkan bagian daun sebagai bahan masakan, sedangkan di Eropa menggunakan semua bagian yang meliputi daun, tangkai daun, buah dan umbinya. Maka, dapat terbukti jika kegunaan seledri sebagai bahan makanan telah diakui masyarakat dunia.
Sekitar tahun 1942, seledri diketahui dan diakui secara ilmiah dapat digunakan sebagai tanaman obat hipertensi, selain sebagai bahan masakan. Seledri dapat digunakan sebagai tanaman obat hipertensi karena mengandung zat apigenin yang sangat bermanfaat untuk mencegah penyempitan pembuluh darah dan tekanan darah tinggi. Selain itu, seledri juga mengandung gizi tinggi, vitamin A,B1, B2, B6 dan juga vitamin C. Sayuran ini memiliki pasokan kalium, asam folic, kalsium, magnesium, zat besi, fosfor, sodium dan banyak mengandung asam amino esensial dalam kadar yang tinggi. Pada 100 g seledri terkandung 344 mg kalium dan 125 mg natrium. Konsumsi makanan dengan perbandingan kalium dan natrium yang mencapai 3:1 sangat baik bagi penderita darah tinggi. Pada seledri perbandingan tersebut mencapai 2,75:1, dapat dilihat dari perbandingan tersebut bahwa angka sangat mendekati rasio ideal untuk pencegahan hipertensi.
Di samping kemampuannya dalam pengobatan dan pencegahan hipertensi, seledri juga mengandung komponen gizi yang cukup baik. Kandungan vitamin K dan C pada seledri termasuk kategori excellent. Setiap 100 gram seledri mampu memberikan kontribusi sebesar 44,1 persen dan 14 persen dari angka kecukupan vitamin K dan vitamin C per hari. Seledri juga termasuk ke dalam kategori sumber kalium, folat, serat pangan, molibdenum, mangan, dan vitamin B6 terbaik. Sementara kategori good diberikan kepada seledri sebagai sumber kalsium, vitamin B1, magnesium, vitamin A, triptofan, fosfor, vitamin B2, dan besi.
Begitu banyak kebaikan seledri, namun banyak sekali masyarakat yang tidak senang dengan rasa khas seledri. Namun, kini tersedia produk "S-Diesel" yang memiliki rasa yang nikmat dan sarat akan manfaat seledri. Pengemasan seledri ke dalam bentuk minuman yang merakyat ini, mampu membuat pencegahan dan terapi pengobatan hipertensi di kalangan masyarakat Indonesia menjadi sederhana dengan harga yang terjangkau. Produk "S-Diesel" ini akan sangat berpotensi menjadi minuman kesehatan yang relevan dan dekat bagi
Sumber : http://iniduniakitakawan.blogspot.com/2011/03/seledri-sang-pencegah-hipertensi.html